Minggu, 10 April 2011

Kebudayaan Chili


Kebudayaan Di Amerika

Negara-negara di Amerika selatan kebanyakan adalah negara-negara jajahan sejak awal berdirinya seperti misalnya Guinea Perancis (Perancis), Suriname (Belanda), Peru (Spanyol) dsb. Akibat dari penindasan pihak penjajah selama berahun-tahun dan rezim-rezim yang otoriter, maka muncullah beberapa resistensi dari beberapa pihak. Banyak pemikiran-pemikiran baru yang masuk, namun pemikiran golongan kiri-sosialis lebih merepresentasikan keinginan mereka untuk keluar dari belenggu penjajahan. Akhirnya kebanyakan dari mereka berhasil merebut tampuk kepemimpinan di negara-negara masing-masing, bahkan sampai sekarang pemikir, aktivis serta anggota partai sosialis banyak yang menjadi presiden di Amerika Selatan seperti Hugo Chavez (Venezuela) dan Evo Morales (Bolivia). Beberapa pendapat mengatakan bahwa, hal tersebut merupakan pengaruh dari keberadaan sosialisme di Kuba yang dipimpin oleh Fidel Castro.

Namun, seperti halnya negara-negara belaliran sosialis lainnya, negera- negara tersebut cenderung mengkultuskan individu seorang pemimpin, sehingga secara tidak langsung memebentuk seorang diktator bagi negara mereka. Kasus ini terjadi di Chile dengan diktator kejamnya yang sangat terkenal yaitu Augusto Pinochet yang sekarang sudah dilengserkan oleh rakyat Chile, diktator lainnya adalah Alberto Fujimori dari Peru yang sekarang juga sudah dilengserkan oleh rakyatnya. Hal tersebut mengingatkan kita pada negara sosialis lainnya yang mengkultuska presidennya seperti Uni Soviet (Joseph Stalin), Korea Utara (Kim Jong Il) . Amerika Utara disebut-sebut sebagai benuanya Amerika Serikat, karena pengaruh Amerika Seikat begitu besar di negara-negara Amerika Utara seperti Kanada dan Meksiko. Sistem demokrasi betul-betul diterapkan disana karena Amerika mereka sebut sebut sebagai the land of dream, sehingga mereka terlalu bergantung pada eksistensi Amerika. Migrasi besar-besaran ke Amerika Serikat dari kedua negara tersebut (kanada dan Meksiko) memunculkan pola remitance yang membawa-membawa pengaruh-pengaruh Amrika Serikat ke nagaranya.


Ambisi negara Paman Sam ini telah muncul sejak mereka mengampanyekan pemberantasan bajak laut (pirates) yang merajalela di laut tengah (mediterranian sea) pada akhir abad ke-18. Ketika itu, sebagai negara yang masih muda, Amerika Serikat telah mengambil initiatif untuk menggalang kerjasama dengan negara-negara Eropa guna menghancurkan bajak laut serta negara yang melindunginya. Bajak laut dianggap sebagai kelompok yang melawan hukum internasional atau 'Hukum Roma' karena itu mereka seperti juga teroris sekarang, harus dijadikan sebagai 'musuh manusia yang beradab' (the  enemies of human race).
Menurut sejarawan Paul Johnson (2001), pada abad ke 18 itu, penguasa Aljazair, Tunisia dan Tripoli dianggap melindungi penumpasan bajak laut yang banyak merompak kapal-kapal dagang Eropa, termasuk Amerika Serikat. Para pembajak dengan bebas memperdagangkan hasil jarahan dan budak-budak tangkapan (termasuk orang-orang kulit putih) di ketiga pelabuhan itu. Masih menurut Johnson, Laksamana Nelson (sebagai komandan Angkatan Laut Inggris waktu itu), dengan perasaan geram hanya dapat menyaksikannya tanpa dapat bertindak karena pemerintah Inggris dan negara-negara Eropa lainnya tidak ingin mencampuri kebijakan penguasa-penguasa Arab di utara Afrika tersebut.
Memang pada abad ke 16 telah berdiri tiga kerajaan Islam di utara Afrika,
di sepanjang perairan Mediterranian Selatan yang masing-masing dikuasai oleh
Beys of Tunis(Tunisia), Pashas of Algier (Aljazair) dan Emperror of Marocco
(Marokko). Walaupun mereka tidak begitu bersahabat dengan kerajaan-kerajaan Eropa Kristen (Sepanyol, Perancis atau Italia) karena suasana pasca perang Salib (Crusade) masih mencengkam, tetapi antara mereka terdapat perjanjian untuk bersama-sama memerangi bajak laut. Orang-orang Genoa,         Sardinas dan Yunani, pada abad 13-15, dikenal sebagai kelompok-kelompok bajak laut yang menakutkan di perairan Mediterranian, sehingga perairan ini disebut sebagai 'Barbary Coast.'
Sejarawan R.Sargent Holland penulis buku legendaris Historic Ships
(1928: 50) mengemukakan: 'Indeed up to the fourteenth century it was the
Christians who were the chief pirates and dealers in slaves,' di sepanjang perairan
laut tengah. Kemudian, adalah Sultan Sulaiman dari kekaisaran Otteman Turki (1520) yang membangun angkatan laut untuk mengamankan perairan laut tengah (Mediterranian) dari keganasan bajak laut itu. Sultan Turki mengangkat Laksamana Khairuddin (adik kandung seorang tokoh bajak laut yang terkenal ketika itu) sebagai panglima armada laut Kekaisaran Otteman Turki. Cacatan sejarah ini memperlihatkan betapa pasang surut kekuasaan penguasa setempat sejajar dengan pasang surut kejayaan bajak laut, terlepas dari siapa mereka, hal ini telah terjadi di laut Mediterranian tersebut, dua abad sebelum Amerika Serikat muncul sebagai 'Polisi Dunia'. Tidak mengherankan apabila masalah bajak laut, merupakan alasan utama mengapa
Kongres Amerika Serikat (1794) memutuskan untuk membangun angkatan laut Amerika Serikat guna mendukung armada perdagangan mereka. Sepuluh tahun kemudian (1805) marinir angkatan laut Amerika ini mendarat di Mesir, kemudian menyeberangi gurun pasir dan memaksa Pasha Tripoli untuk mengamankan bajak laut di perairan mereka dan menyerahkan semua orang-orang Amerika yang ditawan oleh para bajak laut itu. Peristiwa bersejarah ini, menurut Johnson diabadikan oleh Korps Marinir Angkatan Laut Amerika Serikat dalam bait-baithymne mereka: 'From the Halls of Montezuma to the Shores of Tripoli!' Tindakan Amerika Serikat ini, kemudian diikuti oleh Inggris dengan membombardir pelabuhan-pelabuhan Aljazair.
Perancis (1830) kemudian menduduki seluruh wilayah Aljazair dan menyatakan daerah itu sebagai bahagian dari Perancis Raya (Metropolitan France), seterusnya menjadikan Tunisia dan Marokko sebagai daerah protektorat mereka. Demikian juga Spanyol dan Italia, dengan alasan yang sama, menuruti langkah Perancis dengan menduduki negara-negara Afrika Utara lainnya, termasuk menjatuhkan Pasha Tripoli dan kemudian menciptakan negara Libya. Sementara Tangier pelabuhan penting di selat Gibrartar dinyatakan berada di bawah pemerintahan bersama empat negara Eropa.
Hanya beberapa dekade setelah Amerika Serikat memerankan diri sebagai 'polisi dunia' dengan dalih 'menghancurkan bajak laut dan penguasa yang melindunginya,' hampir seluruh negara-negara Islam di utara Afrika menjadi koloni Eropa, sedang usaha untuk memerdekakan diri dari penjajahan ini memerlukan waktu ratusan tahun. Seperti perang kemerdekaan Al-jazair dan Libya dari penjajahan Perancis dan Italia, tidak hanya memerlukan waktu 120 tahun, tetapi telah menimbulkan kerugian material dan jiwa yang cukup besar serta rasa permusuhan dan kebencian yang mendalam (sampai saat ini) antar negara-negara bekas penjajah dan yang dijajah.
Peran 'Polisi Dunia' Amerika memerangi bajak laut tersebut terus berlanjut dan mengambil momentum kedua bersama Inggris pada abad ke-19 di Timur Tengah. Negara-negara kecil di Jazirah Arabia dan Teluk Persia yang berada di bawah jajahan Eropa dianggap pada waktu itu telah 'berbudaya' (karena anak-anak para Sheiks atau Emir yang menggantikan orang tuanya telah berpendidikan Barat). Mereka kemudian mengembangkan kerja sama dengan Amerika Serikat dan Inggris untuk memerangi bajak laut. Inggris sendiri akhirnya belajar dari pengalamannya, mereka tidak dapat menghadapi para Sheiks Timur Tengah tersebut tanpa menjatuhkan sanksi yang keras (convenant without swords). Sheiks yang masih bekerja sama dengan bajak laut atau menghalangi perdagangan orang Eropa dan Amerika, negaranya diduduki dan dijadikan daerah protektorat. Dengan cara ini Inggris dalam waktu yang relatif singkat menjadi negara yang dipertuan di Timur Tengah dan Teluk Persia dan mengembangkan markas besar(headquarter) angkatan laut dan pemerintahan koloninya di Aden.
Setelah perang dingin selesai, Amerika Serikat muncul sebagai satu- satunya polisi dunia dan serta-merta kembali berhadapan dengan musuh bebuyutannya di Afrika, Timur Tengah, Asia Tenggara, Asia Timur Jauh dan China. Apabila negara-negara di kawasan itu, beberapa abad yang lalu menghasilkan bajak laut yang mengganggu aktivitas perdagangan negara-negara Barat, maka sekarang mereka memprodusir 'binatang baru' yang dinamai 'teroris' yang menghadang kepentingan Barat, terutama dalam menguasai sumber-sumber energi, seperti minyak bumi. Syahdan, teroris ini telah berani mempermalukan Amerika Serikat dengan unjuk diri di pusat perdagangan Amerka Serikat (peristiwa tragis Gedung WTC-New York), sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh bajak laut yang mana pun di dunia ini sebelumnya. Selama ini, Amerika Serikat adalah polisi dunia yang 'untouchable' (tidak terjamah oleh bajak laut atau siapa pun). Sekarang, teroris itu telah berada di depan hidungnya sendiri. Untuk mengatasi teroris ini, seperti juga pengalaman tiga abad yang lalu, adagium 'convenant without swords' harus dilaksanakan seketat mungkin. Oleh karena itu Johnson mengusulkan agar negara-negara yang menjadi sarang teroris, tidak hanya Afghanistan, tetapi juga Irak, Iran, Sudan, Libya, Syria atau Korea Utara harus diduduki langsung oleh Barat. Barangkali atas nama semacam 'The Old
Leage of Nations' (Liga Bangsa-Bangsa) sesudah Perang Dunia II yang lalu,
sehingga Amerika Serikat dan kawan-kawannya kelak dapat berperan sebagai
'respectable of colonialism' (penjajah yang terhormat).
Penjajahan Amerika Serikat kini terus berlanjut pada negara-negara yang dianggap oleh mereka lemah seperti Afganishtan, Irak dan sekarang sasaran mereka adalah Iran. Dengan berbagai macam alasan, mereka ingin menguasai begara tersebut agar dapat diserap sumber daya manusia sekaligus sumber daya alamnya, terutama Irak yang memiliki ladang minyak berlimpah sehingga bisa membantu perekonomian Amerika Serikat. Sekarang, perusahaan Minyak banyak yang menginvestsikan dananya di Irak dan Afganishtan dengan mudah tanpa halangan. Mereka menyedot kekayaan alam Irak dan Afganishtan tanpa memikirkan kesejahteraan masyarakat lokal. Posisi strategis Irak dan Afganishtan untuk menyebarkan paham-paham Amerika Serikat sekaligus menghancurkan paham sosialisme yang mendominasi Irak.

Masyarakat yang over educated cenderung memiliki sifat egosentris, fasis ataupun fanatisme berlebih pada apa yang diyakininya. Mereka menyebut diri mereka adalah contoh ideal bagi yang lain dan memaksakan sesuatu yang ideal tersebut untuk orang lain. Begitu pula dengan Amerika Serikat yang menganggap mereka adalah bangsa yang paling pintar dan beradab diseluruh dunia serta dapat menjadi model yang paling ideal bagi semua negara.
Namun, Ameruka Serikat sendiri terkadang lupa akan apa yang dikatakannya sebagai hal yang ideal. Mereka selalu mengatakan tentang penghargaan terhadap hak asasi manusia, namun mereka melakukan beberapa penindasan di Irak, Afganishtan dan beberapa penjara seperti Guantanamo. Mereka cenderung menganggap bahwa negara-negara lain khususnya Afrika dan Asia adalah negara lemah dan terbelakang serta perlu mendapat bantuan dari Amerika Serikat dalam segala urusannya.
Karena ”over educated” inilah Amerika memantapkan posisinya sebagai polisi dunia dan mengatur perdamaian dunia dengan caranya sendiri yang terkadang terlihat sangat aneh.


Di bawah ini akan diambil contoh mengenai kebudayaan di salah satu Negara di bagian Amerika tepatnya Amerika Selatan, yaitu Chili


Kebudayaan Chili

Asado













Asado adalah teknik memotong daging, yang dimasak pada penggorengan (parrilla) atau api terbuka. Asado cukup populer di wilayah Pampa, Amerika Selatan, dan merupakan makanan tradisional Argentina, Chili, Uruguay dan Paraguay. Asado juga merupakan makanan di Filipina dan berbeda dengan versi Amerika Selatan.




 









Torre Dia ingin adalah simbol dari ibukota Chili Santiago de Chile. Ini adalah televisi-tinggi dan Telekomunikasi Tower. Torre D..
Región Metropolitana de Santiago,

Boleadoras

 













 









Boleadoras atau bolas (dari bahasa Spanyol bola) adalah senjata yang digunakan oleh gaucho Amerika Selatan. Senjata ini adalah senjata lempar. Bolas juga ditemui pada penggalian pemukiman pra-Hispanik, terutama di Patagonia, dimana penduduk asli menggunakannya untuk menangkap guanako dan ñandu.

Gaucho

 
















 Gaucho (gaúcho pada bahasa Portugis, gaucho pada bahasa Spanyol) adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan penduduk di Pampas, Gran Chaco dan Patagonia di Amerika Selatan, dapat ditemui di Argentina, Uruguay, Zona Austral dan Rio Grande do Sul. Di Brasil istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan penduduk Rio Grande do Sul.

Sumber : http://id.wikipedia.org/

Kebudayaan Somalia


Kebudayaan Afrika

Bangsa Boer atau Afrikaner adalah bangsa keturunan bangsa Belanda yang berdiam di Afrika Selatan. Bangsa ini mempunyai kebudayaan yang bernama kebudayaan Afrikaner yang berbeda dengan kebudayaan nenek moyangnya dan kebudayaan asli Afrika Selatan. Bangsa ini dulu mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi dan merasa Afrika Selatan adalah satu-satunya tanah air mereka karena mereka dilahirkan dan dibesarkan di Afrika Selatan. Hal itu dibuktikan dalam Perang Boer (1899-1902) dengan melawan Inggris yang berusaha menguasai Afrika Selatan dari mereka walaupun akhirnya mereka kalah. Wilayah yang dikuasai Bangsa Boer adalah Cape Colon, Natal, Transvaal dan Orange Free State.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Di bawah ini akan diambil contoh mengenai kebudayaan di salah satu Negara di bagian Afrika tepatnya Afrika Timur, yaitu Somalia.


Sumber : http://trysmkn.blogspot.com/


Sejarah, Kehidupan Sosial & Kebudayaan Somalia
Somalia dahulu bernama Republik Demokratik Somali, adalah sebuah negara yang terletak di Tanduk Afrika. Negara ini berbatasan dengan Djibouti di barat laut, Kenya di barat daya, Teluk Aden dan Yaman di utara, Samudra Hindia di sebelah timur, dan Ethiopia di sebelah barat.


Sejarah
Tanah Somalia terkenal sebagai “Tanah Aromatik” pada zaman Mesir kuno. Namun bangsa Somalia meyakini bahwa nenek moyang mereka sekarang adalah orang-orang Arab yang bermigrasi ke wilayah Somalia pada abad ke-7 pada masa penyebaran agama Islam sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh orang-orang Arab muslim. Sebagian besar dari mereka menetap dan berasimilasi dengan penduduk nomadik setempat yang akhirnya melahirkan bangsa Somalia kini. Sejarah modern Somalia dapat ditarik dari masa kolonialisasi Inggris dan Italia pada pertengahan tahun 1880-an. Daerah Zeila, Berbera diperintah oleh Inggris sebagai Somaliland Inggris dari tahun 1880-an sampai tahun 1960, sedangkan di wilayah selatan terdapat Somaliland Italia, setelah Perang Dunia II, Somalia menjadi wilayah perwalian PBB dan akhirnya mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1960 dengan nama Republik Somalia. Republic Somalia merupakan sebuah negara demokrasi parlementer sampai tahun 1969 sebelum akhirnya angkatan bersenjata mengambil tampuk kepemimpinan dan menjadikan Somalia sebagai negara sosialis dengan nama Republik Demokratik Somalia. Undang-undang dasarnya baru disahkan pada 1979 dan pemilihan umum telah dilakukan untuk memilih Majelis Rakyat. Selain itu, Somalia juga memiliki majelis hukum yang biasa dan yang berdasarkan syariah Islam. Somalia memiliki enam wilayah administratif yang meliputi Mijirtein, Mudugh, Benadir, Hiran, Juba Atas dan Juba Bawah. Somalia sekarang dipimpin oleh presiden dan perdana menteri, yakni presiden Sharif Ahmed dan perdana menteri Omar Ali.
Pada tahun 1977 Somalia sempat terlibat konflik dengan Ethiopia karena Somalia menginginkan wilayah Ogaden yang secara tradisional merupakan wilayah Somalia karena banyak sekali suku-suku Somalia yang menetap disana. Dengan bantuan Uni Soviet, Ethiopia berhasil mempertahankan wilayah itu dan menyebabkan lebih dari 1.000.000 keluarga mengungsi ke Somalia. Hal ini menimbulkan masalah pengungsi yang sangat besar di Somalia. Somalia sendiri memiliki jumlah tentara yang sangat kecil, karena negeri ini selalu dilanda konflik dan perang saudara yang berkepanjangan dan juga masalah perompakan yang belakangan menjadi sangat marak di wilayah laut Somalia.



Kehidupan Sosial

Mayoritas penduduk Somalia adalah suku Somali (mencapai 98,3%) orang-orang Somali adalah keturunan orang Kushit Timur. Suku ini terbagi ke dalam sejumlah kelompok diantaranya adalah: Dir, Isaq, Hawiye, Darod, Digil, dan Rahanwin. Kelompok-kelompok ini terbagi lagi kedalam sejumlah kelompok lain yang lebih kecil. Beberapa kelompok merupakan suku pengembara. Walaupun termasuk ke dalam suatu kelompok besar dalam sejarahnya sering kali tercatat pertentangan antar suku. Ketidakharmonisan ini antara lain disebabkan oleh perebutan kekuasaan air, dan daerah penggembalaan. Penduduknya antara lain: orang Arab (1,2%), Bantu (0,4%) dan lain-lain (0,1%). Bangsa asing yang tinggal di negeri ini adalah orang-orang Eropa terutama Italia, Pakistan dan India. Penduduk Somalia lebih banyak menghuni daerah selatan. Dua per tiga penduduk tinggal di pedesaan. Di daerah perkotaan kota yang paling padat adalah Mogadishu (700.000, 1985) kota-kota padat lainnya adalah: Hargeysa, Kismaayo, Berbera, dan Marca. Penduduk Somalia menurut catatan tahun 2005 berjumlah sekitar 8.000.000 orang. Bangsa Somalia yang tinggal di republik ini mempunyai hubungan yang erat dengan bangsa Somalia yang hidup di negara tetangganya Ethiopia, Kenya dan Djibouti. Banyak bangsa Somalia yang bermukim di ketiga negara itu berharap bahwa kelak mereka itu akan dipersatukan ke dalam Republik Somalia. Meskipun penampilan fisik bangsa Somalia beragam (ada yang pendek, tinggi, berkulit hitam, atau berkulit kuning) ciri khas bangsa somalia adalah berkulit hitam, bermata hitam yang berbentuk buah persik, serta berambut lebat dan keriting. Para pria dan anak lelaki di daerah perkotaan berpakaian gaya Barat, tetapi pemuda dan kebanyakan pria di daerah pedesaan mengenakan futa atau jubah tradisional. Kaum wanita dan para gadis mengenakan sarung yang dibuat dari kain berwarna-warni yang bermeter-meter panjangnya, dililitkan ke tubuh dan diikatkan pada bahu kanan sehingga bahu kiri tetap terbuka. Di kota besar serta daerah pedalaman, para wanita menggendong bayi mereka di punggung dengan memakai selendang. Para wanita dan gadis mengenakan kerudung, sedangkan anak laki-laki mengenakan sorban atau kopiah muslim yang terbuat dari bahan tenunan atau sulaman.
Karena demikian banyaknya penduduk yang hidup berpindah-pindah sepanjang tahun, maka hanya sedikit anak lelaki dan perempuan mereka yang tinggal di pemukiman tetap dan bersekolah secara teratur. Di Mogadishu terdapat sebuah universitas, sedangkan di berbagai kota lainnya di seluruh negeri terdapat sekolah dasar dan sekolah kejuruan serta sejumlah sekolah menengah. Somalia tidak memiliki jalur kereta api, dan penduduknya biasa menggunakan kendaraan mobil atau kadang-kadang unta sebagai alat transportasi utama. Hal inilah yang menjadi penghambat arus ekonomi Somalia. Meskipun begitu, penyelenggaraan penerbangan udara diselenggarakan oleh Somalian Airlines. Tingkat kesehatan di Somalia termasuk kecil dan ini menyebabkan penduduknya rentan terkena penyakit sehingga WHO dan juga UNICEF sering memberikan bantuan untuk menangani wabah penyakit di Somalia.


Kebudayaan
Mayoritas penduduk Somalia menganut agama Islam yang merupakan agama resmi negara. Pada tahun 1980, hanya 0,1% penduduk yang menganut agama Kristen dan 0,1% yang memeluk agama yang lain. Bahasa Somali dan Bahasa Arab merupakan Bahasa resmi negara. Bahasa Somali termasuk dalam rumpun bahasa Kushit. Di antara penduduk juga digunakan bahasa Italia dan Inggris. Kaena bagian utara republik ini dahulunya diperintah oleh Inggris, sedangkan sebelah selatan oleh Italia, maka bahasa Inggris, Italia dan Arab merupakan ragam bahasa tulisan nasional. Bahasa Somalia digunakan di seluruh negeri, tetapi sampai kini belum ada ragam tulisnya yang resmi. Akan tetapi pada tahun 1974 suatu ragam bahasa tulisan Somalia yang seragam telah diterapkan oleh pemerintah dan usaha untuk mengajarkannya kepada penduduk telah dimulai.
Penduduk Somalia memiliki tradisi mendongeng yang besar. Berbagai legenda dan lagu telah diturunkan dari mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sebagian besar sejarah bangsa ini terekam dalam sajak-sajak yang tidak pernah ditulis. Karena agama Islam mengharamkan reproduksi figur manusia dalam bentuk karya seni, berlainan dengan berbagai bangsa Afrika lainya, bangsa Somalia tidak membuat topeng. Desain yang mereka pergunakan untuk menghias adalah tanah liat, keranjang anyaman, piring kayu, sisir, sendok, dan benda-benda lainnya berupa figur dan garis geometris. Akhir-akhir ini perangko Somalia banyak mendapat pujian di kalangan internasional karena keindahannya yang luar biasa.
Sumber : www.wikipedia.org

Kebudayaan Australia


KEBUDAYAAN AUSTRALIA

Penduduk, Kebudayaan dan Gaya Hidup

Australia merupakan hasil perpaduan unik antara tradisi mapan dan pengaruh baru. Penduduk asli Australia, Aborijin dan Penduduk Kepulauan Selat Torres, adalah pewaris salah satu tradisi kebudayaan tertua dunia yang masih langgeng. Mereka telah berdiam di Australia selama lebih dari 40.000 tahun dan mungkin hingga 60.000 tahun.
Penduduk Australia lainnya adalah migran atau keturunan migran yang tiba di Australia dari sekitar 200 negara sejak Inggris mendirikan pemukiman Eropa yang pertama di Sydney Cove pada 1788.
Pada 1945, penduduk Australia berjumlah sekitar 7 juta jiwa dan mayoritas Inggris-Celtic. Sejak saat itu, lebih dari 6,5 juta migran, termasuk 675.000 pengungsi, bermukim di Australia, secara nyata memperluas profil sosial dan budayanya.
Kini penduduk Australia mencapai lebih dari 21 juta jiwa. Lebih dari 43 persen penduduk Australia kelahiran luar negeri atau memiliki orang tua yang lahir di luar negeri. Penduduk asli Australia diperkirakan berjumlah 483.000, atau 2,3 persen.
Banyak orang yang datang ke Australia sejak 1945 memiliki motivasi komitmen kepada keluarga, atau keinginan untuk melepaskan diri dari kemiskinan, perang atau penganiayaan. Gelombang pertama migran dan pengungsi kebanyakan datang dari Eropa. Gelombang-gelombang berikutnya datang dari kawasan Asia-Pasifik, Timur Tengah dan Afrika.
Migran telah memperkaya hampir setiap aspek kehidupan Australia, dari bisnis hingga kesenian, dari masakan hingga komedi dan dari ilmu pengetahuan hingga olahraga. Mereka, pada gilirannya, beradaptasi dengan masyarakat Australia yang toleran, informal dan secara garis besar egalitarian.

Nilai-nilai bersama

Kekhasan Australia masa kini tidak hanya kemajemukan budaya penduduknya, namun hingga tahap dimana mereka dipersatukan oleh komitmen yang mendasar dan menyatu terhadap Australia.
Dalam kerangka hukum Australia, seluruh penduduk Australia berhak untuk mengungkapkan kebudayaan dan kepercayaan dan untuk ambil bagian dengan bebas dalam kehidupan nasional Australia. Pada saat yang sama, setiap orang diharapkan untuk menjunjung prinsip-prinsip dan nilai-nilai bersama yang menyokong cara hidup Australia.
Hal ini termasuk:
  • menghormati kesetaraan nilai, kehormatan dan kebebasan individu
  • kebebasan berbicara dan berserikat
  • kebebasan beragama dan pemerintah sekular
  • dukungan atas demokrasi parlementer dan negara hukum
  • kesetaraan di bawah hukum
  • kesetaraan pria dan wanita
  • kesetaraan kesempatan
  • kedamaian
  • semangat egalitarianisme yang mencakup toleransi, saling hormat-menghormati dan rasa kasih sayang kepada mereka yang sedang dalam kesulitan. Australia juga memiliki keyakinan teguh bahwa tak seorang pun boleh dirugikan hanya karena perbedaan negeri kelahiran, warisan budaya, bahasa, jender atau agama mereka.
Masyarakat egalitarian

Secara umum, Australia adalah masyarakat egalitarian. Ini tidak berarti bahwa setiap orang sama atau memiliki kekayaan atau harta yang setara.
Namun ini berarti bahwa tidak ada perbedaan kelas yang formal atau mendarah daging pada masyarakat Australia, seperti di negara-negara lain.
Ini juga berarti bahwa dengan kerja keras dan tekad, orang tanpa koneksi tingkat tinggi atau patron yang berpengaruh dapat mewujudkan ambisi mereka. Tingkat pengangguran secara relatif rendah (4,3 persen pada Desember 2007) dan pendapatan per kapita bruto sekitar $39.000. Seluruh warga setara di bawah hukum di Australia dan seluruh warga Australia memiliki hak untuk dihargai dan diperlakukan secara wajar. 


Ciri Khas Orang Australia?

Mengingat kemajemukan Australia masa kini, beberapa orang mempertanyakan apakah ada ‘kekhasan’ orang Australia. Tentu saja, banyak stereotipe populer, beberapa di antaranya bertolak belakang.
Misalnya, beberapa orang memandang penduduk Australia sebagai penduduk egalitarian, dan tidak sopan dengan kecurigaan mendalam terhadap pihak berwenang sementara ada yang memandang mereka sebagai orang yang taat-hukum dan bahkan konformis. Sebagian orang, terutama yang tinggal di luar negeri, percaya penduduk Australia sebagian besar tinggal di pedesaan, pedalaman Australia atau di daerah. Nyatanya, lebih dari 75 persen penduduk Australia menikmati gaya hidup kosmopolitan di pusat perkotaan, utamanya di kota-kota besar di sepanjang pesisir. Sebagian lain melihat penduduk Australia sebagai orang yang hidup di ‘negeri yang beruntung’ yang mencintai kegiatan waktu senggang mereka, khususnya olah raga, baik sebagai penonton maupun sebagai peserta. Faktanya, penduduk Australia termasuk di antara pekerja paling keras di dunia beberapa di antaranya mempunyai jam kerja terpanjang di negara-negara maju.
Pandangan lumrah lainnya adalah bahwa penduduk Australia itu informal, terbuka dan langsung dan mengatakan apa yang mereka maksudkan. Mereka juga dipandang sebagai orang yang percaya pada prinsip memberi orang lain kesempatan secara adil dan membela sahabat mereka, yakni mereka yang kurang beruntung dan lemah.
Banyak dari pandangan populer ini mengandung kebenaran dan kebanyakan penduduk Australia sesuai sekurangnya dengan sebagian dari persepsi tersebut. Namun penduduk Australia, seperti penduduk lain, tidak dapat dengan mudah di-stereotipekan. Terdapat “ciri khas” orang Australia di mana-mana. Namun mereka tidak semua sama. 


Bahasa

Seluruh rakyat Australia didorong untuk belajar bahasa Inggris, yang merupakan bahasa nasional dan unsur pemersatu yang penting dari masyarakat Australia.
Namun, bahasa-bahasa selain Inggris juga dihargai. Nyatanya, lebih dari 15 persen penduduk Australia berbicara selain bahasa Inggris di rumah.
Bahasa yang paling banyak digunakan setelah bahasa Inggris adalah bahasa Itali, Yunani, Kanton, Arab, Vietnam dan Mandarin. Penduduk Australia berbicara dalam lebih dari 200 bahasa, termasuk bahasa Penduduk Asli Australia.

Bahasa Inggris Australia

Sementara Inggris adalah bahasa nasional Australia, ada beberapa kata dan ungkapan tertentu yang telah dianggap sebagai keunikan Australia melalui penggunaan bersama. Beberapa di antaranya mungkin nampak aneh bagi orang asing.
Penggunaan kata-kata percakapan sehari-hari dan yang populer, sering digabung dengan cita rasa humor Australia yang memiliki karakter ironi dan tanpa kesopanan, kadang kala dapat menimbulkan kebingungan bagi pengunjung internasional. Ada sejumlah buku tentang kata-kata percakapan sehari-hari dan ungkapan-ungkapan populer Australia, termasuk Macquarie Book of Slang.
Ibadah Keagamaan

Secara umum Australia adalah negara Kristen, dengan sekitar 64 persen penduduk Australia mengaku sebagai penganut agama Kristen. Namun, agama-agama besar lainnya juga memiliki penganut, yang mencerminkan masyarakat Australia yang majemuk secara budaya.
Agama atau aliran kepercayaan Australia paling awal mulai dengan Penduduk Aborijin dan Penduduk Kepulauan Selat Torres, yang telah mendiami Australia selama antara 40.000 dan 60.000 tahun. Penduduk Asli Australia memiliki tradisi agama dan nilai-nilai rohani yang unik.
Australia tidak mempunyai agama negara yang resmi dan masyarakat bebas menganut segala agama yang mereka pilih, sepanjang mereka patuh pada hukum. Penduduk Australia juga bebas untuk tidak memeluk agama. 

Dunia seni yang dinamis

Australia memiliki dunia seni yang dinamis yang sekaligus mencerminkan tradisi budaya Penduduk Asli dan mosaik kaya budaya migran bangsa Australia. Seluruh bentuk seni visual dan panggung mempunyai pengikut yang fanatik, termasuk film, seni, teater, tari dan musik.
Menurut suatu survei, hampir 13 juta atau 88 persen penduduk dewasa Australia menyaksikan satu acara atau pertunjukan kebudayaan setiap tahunnya. Seni yang paling populer adalah film, yang disaksikan oleh sekitar 70 persen penduduk setiap tahunnya. Lebih dari 26 persen menyaksikan konser musik pop; 25 persen berkunjung ke galeri seni atau museum; 19 persen menonton opera atau musik; 18 persen menyaksikan seni panggung; 11 persen menonton pertunjukan tari; dan 9 persen menyaksikan konser musik klasik.
Seni visual memainkan peran penting dalam membentuk dan memancarkan citra Australia. Seni ini mencakup artis Aborijin dan Penduduk Kepulauan Selat Torres hingga pelukis nasionalis Aliran Heidelberg di Victoria, surealis simbolis seperti Sidney Nolan, Arthur Boyd dan Albert Tucker dan artis modern yang mencerminkan masalah-masalah yang dihadapi oleh Australia kontemporer. Artis ternama Australia lainnya mencakup John Brack, William Dobell, Russell Drysdale, Margaret Olley, John Olsen, Margaret Preston, Clifton Pugh, Jeffrey Smart, Brett Whiteley dan Fred Williams.
Australia mempunyai tradisi sastra yang tangguh, diawali dengan cerita lisan Penduduk Asli Australia dan berlanjut dengan cerita lisan para narapidana yang tiba di Australia pada akhir abad ke 18. Australia mempunyai seorang pemenang Hadiah Nobel untuk Sastra, yakni novelis Patrick White yang meraih Nobel pada 1973. Novelis Australia terbaru yang karyanya memiliki cita-rasa khusus Australia termasuk Peter Carey, Bryce Courtenay, Kate Grenville, Elizabeth Jolley, Thomas Keneally, Christopher Koch, David Malouf, Colleen McCullough, Christina Stead, Morris West dan Tim Winton. 

Budaya olah raga

Warga Australia adalah penggemar olah raga, baik sebagai pemain maupun sebagai penonton.
Australia sering mencapai prestrasi yang luar biasa pada tingkat elit. Pada Pesta Olah Raga Olimpiade Atena 2004, Australia berada di peringkat ke empat dalam perolehan medali secara keseluruhan di bawah Amerika Serikat, Cina dan Rusia. Pada Piala Dunia Sepakbola 2006, Australia mencapai babak 16 besar. Australia juga merupakan bangsa berperingkat atas dalam olah raga kriket di dunia.
Namun tidak hanya pada tingkat top ini saja Australia menikmati olah raga. Survei nasional baru-baru ini memperlihatkan bahwa lebih dari 11 juga warga Australia yang berusia antara 15 tahun atau lebih ambil bagian sekurangnya sekali dalam satu minggu dalam kegiatan fisik senam, rekreasi dan olah raga— tingkat partisipasi hampir 70 persen. Sepuluh kegiatan fisik yang paling populer adalah jalan kaki, aerobik/fitnes, renang, bersepeda, tenis, golf, lari, jalan di alam terbuka, sepakbola dan bola tangan. Kegiatan olah raga lain yang populer adalah sepakbola Australia, rugbi, hoki, bola basket, baseball, balap mobil, balap kuda, berlayar dan selancar salju.
Olahraga yang paling menarik perhatian penonton di Australia mencakup Sepakbola Australia, suatu permainan khas Australia yang jejaknya dapat ditemukan pada bentuk awal rugbi dan sepak bola Gaelic, liga rugbi, uni rugbi dan kriket. Australia Terbuka, diselenggarakan di Melbourne, merupakan salah satu dari empat turnamen tenis Grand Slam. Australia mempunyai lebih dari 120 organisasi olah raga nasional dan ribuan badan olah raga di wilayah negara bagian dan lokal. 

Masakan nasional?

Australia adalah salah satu negara dengan masakan paling majemuk di dunia, berkat pengaruh migran Asia dan Eropa, penduduk yang senang mencoba masakan inovatif dan mempunyai akses ke pasokan bahan pangan yang segar and bermutu tinggi dalam jumlah yang berlimpah.
Australia, salah satu bangsa pertanian yang paling efisien di dunia, menghasilkan sayur, buah, biji-bijian, daging, ayam, pangan laut, keju dan produk susu lain yang bermutu tinggi. Selain itu, banyak industri baru telah didirikan untuk mengakomodasi meningkatnya keinginan Australia untuk mencicipi makanan eksotis, termasuk sayursayuran Asia, pear, leci, buah zaitun dan jamu-jamuan. Produk budi daya air seperti salmon Atlantik hasil peternakan kolam dan tuna sirip biru selatan kini tersedia demikian juga sejumlah hasil laut yang berasal dari samudera yang mengelilingi Australia, termasuk Moreton Bay bugs (ikan kerangkerangan), udang 'pisang', ikan barramundi dan tiram.
Penduduk Australia menggemari bermacammacam makanan di restoran dan rumah yang mencerminkan kemajemukan budaya negerinya. Eropa Selatan bersatu dengan Asia dan Pasifik untuk membuahkan cita rasa baru. Restoran Itali, Cina, Indonesia, Jepang, Yunani, Thailand, Malaysia, Perancis dan Vietnam sudah lumrah, khususnya di kota-kota besar. Cita rasa Timur Tengah juga dengan cepat muncul, dengan cita rasa Maroko dan Lebanon yang dimasak dengan bahan-bahan lokal pada masakan arus utama dengan keberhasilan yang nyata.
Masakan tradisional Penduduk Aborijin bush tucker juga semakin lumrah, khususnya di restoran-restoran di Australia Utara, di mana kangguru, kerbau, buaya dan emu sering ditawarkan pada daftar menu.
Menurut sejarah, tidak pernah ada masakan khas Australia. Yang ada adalah masakan Australia berevolusi dengan lapis-lapis cita rasa yang berbeda di mana setiap kebudayaan baru memberi tambahan. Warga Australia di luar negeri yang rindu kampung halaman kadang-kadang kangen dengan makanan Australia seperti lamingtons (kue kotak berpori yang dicelupkan ke dalam coklat dan kelapa), pavlova (adonan gurun yang diberinama penari balet Rusia Anna Pavlova) dan vegemite (olesan yang terbuat dari produk ragi).
Sektor minuman anggur Australia diakui secara internasional dengan produksi berbagai jenis minuman anggur bermutu tinggi dan bervariasi untuk disesuaikan dengan segala masakan, dari full-bodied reds dan deep fruity whites hingga sparkling, dessert dan fortified wines. 

Taat hukum

Perilaku masyarakat di Australia diatur oleh gabungan hukum resmi dan kebiasaan sosial tidak resmi. Seluruh penduduk di Australia harus mematuhi hukum atau berhadapan dengan kemungkinan hukuman pidana atau aksi perdata. Penduduk secara umum juga diharapkan untuk mematuhi adat, kebiasaan dan praktik sosial Australia walaupun tidak mengikat secara hukum.
Pelanggaran pidana serius seperti pembunuhan, penyerangan, penyerangan seksual, pedofilia, kekerasan terhadap orang dan harta benda, perampokan atau pencurian bersenjata, mengemudi kendaraan bermotor yang berbahaya, kepemilikan dan penggunaan obat-obatan terlarang, penipuan dan hubungan seks dengan anak di bawah umur yang telah ditetapkan, yakni 16 di New South Wales namun berbeda-beda dari satu negara bagian ke negara bagian lainnya.
Merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol tidak melanggar hukum, namun terdapat banyak pembatasan dalam penggunaan umum. Adalah melanggar hukum bagi siapapun yang menjual atau memasok produk alkohol atau tembakau kepada mereka yang berusia kurang dari 18 tahun.
Ada pula hukum yang melarang perlakuan buruk atau menelantarkan binatang, membawa senjata seperti pisau atau senjata api, membuang sampah sembarangan, mengotori atau membuang limbah tanpa izin atau membuat bising yang berlebihan. Di Australia tidak ada hukuman mati. 

Iklim yang hangat, penduduk yang informal

Australia demikian luas sehingga mengalami sebagian besar kondisi iklim, dari musim tropis ke cuaca panas, kering dan salju. Namun, cuaca pada umumnya hangat dan sedang, khususnya di kota-kota pesisir yang besar.
Iklim yang relatif sedang ini mendorong warga Australia untuk menghabiskan sebagian besar waktu mereka di luar rumah di pantai, di pedesaan atau di lapangan olah raga baik sebagai penonton maupun sebagai peserta.
Warga Australia cenderung suka berkawan dan terbuka. Secara umum relatif informal dalam kehidupan sosialnya dan dalam hubungan mereka dengan kenalan dan rekan kerja mereka.
Di tempat kerja dan di antara teman, warga Australia umumnya saling memanggil dengan nama pertama mereka. Namun informalitas ini tidak sampai pada hubungan fisik. Ketika bertemu orang pada pertama kalinya, biasanya saling berjabat tangan dengan tangan sebelah kanan. Orang yang tidak mengenal satu sama lain biasanya tidak mencium atau berpelukan ketika bertemu.
Penduduk Australia antri ketika sedang menunggu untuk dilayani di toko, bank, kantor pemerintah, bioskop atau di mana pun juga ketika sejumlah orang mencari layanan pada saat yang sama. Penduduk Australia menunggu hingga tiba gilirannya untuk dilayani. Tepat waktu pada rapat dan pertemuan adalah penting.
Pakaian

Jenis pakaian yang dikenakan mencerminkan kemajemukan masyarakat Australia dan variasi iklim. Tidak ada undang-undang atau peraturan tentang pakaian, namun penduduk Australia diharapkan untuk mengenakan pakaian tertentu ketika bekerja—kebanyakan tempat kerja mempunyai standar pakaian.
Di luar kerja, pakaian adalah pilihan pribadi— orang berpakaian dengan pertimbangan kenyamanan, situasi sosial atau musim. Klub, gedung bioskop dan tempat-tempat lain menuntut orang untuk berpakaian rapi, bersih dan mengenakan alas kaki yang sesuai. Australia tidak memiliki pakaian nasional resmi. 

Perayaan dan hari libur

Sebagian besar pekerja di Australia memiliki sekitar 12 hari libur nasional dan negara bagian sepanjang tahun, di samping cuti tahunan mereka. Hari libur ini mencakup: Tahun Baru, pada 1 Januari setiap tahunnya.
  • Waktu yang paling umum bagi penduduk Australia untuk mengambil cuti tahunan mereka adalah antara pertengahan-Desember hingga akhir Januari.
  • Natal dan Paskah, dua tanggal yang paling penting pada kalender Kristen. Natal adalah pada 25 Desember setiap tahun, sementara Paskah dirayakan antara akhir Maret hingga akhir April setiap tahun.
  • Boxing Day, satu hari setelah Natal, juga hari libur umum.
  • Hari Australia, pada 26 Januari, juga hari penduduk Australia merayakan pendirian pemukiman Eropa yang pertama di Australia pada 1788.
  • Anzac Day, pada 25 April, adalah hari Korps Angkatan Darat Australia dan Selandia Baru (Anzac) mendarat di Gallipoli di Turki pada 1915 pada Perang Dunia I. Hari ini disisihkan dalam kenangan mereka yang bertempur untuk Australia dan bagi mereka yang gugur di medan perang. Hari ini adalah hari libur umum nasional dan diperingati dengan upacara, meletakkan karangan bunga dan parade militer.
Juga ada sejumlah hari libur bukan nasional yang dirayakan di negara bagian atau teritori tertentu (atau dirayakan di seluruh negara bagian, namun pada waktu yang berbedabeda). Ini termasuk Hari Buruh (atau Delapan-Jam) dan hari ulang tahun resmi Ratu Elizabeth. Hari Piala Melbourne, yang berlangsung pada hari Selasa pertama bulan November setiap tahunnya, adalah hari libur umum di Melbourne metropolitan. Piala Melbourne adalah pacuan kuda yang ternama di dunia yang hampir menghentikan seluruh kegiatan di Australia. Selama beberapa menit, sebagian besar penduduk, apakah di tempat kerja, sekolah atau pun rumah, berhenti untuk menonton pacuan tersebut di televisi.

Fakta-fakta penting
  • Lebih dari 6,5 juta migran telah bermukim di Australia sejak 1945.
  • Inggris merupakan bahasa nasional namun bahasa-bahasa lain dihargai.
  • Mayoritas penduduk Australia beragama Kristen namun orang bebas memeluk agama yang mereka pilih.
  • Sekitar 88 persen warga Australia menghadiri kegiatan kebudayaan sekurangnya sekali dalam satu tahun.
  • Lebih dari 11 juta warga Australia berusia 15 tahun atau lebih ambil bagian dalam olahraga atau kegiatan fisik lainnya.
  • Australia adalah salah satu negara yang memiliki masakan paling majemuk di dunia namun tidak memiliki masakan nasional.